Program Revitalisasi Satuan PAUD Gerakan Perekonomian Lokal, Bangun Sense of Belonging dan Jadi Monumen Pendidikan Daerah
Schoolmedia News == Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat layanan pendidikan yang merata dan berkualitas di seluruh Indonesia.
Salah satu langkah strategis yang kini menjadi program prioritas adalah Revitalisasi Satuan Pendidikan, sebuah pendekatan inovatif dalam pembenahan sarana dan prasarana pendidikan yang tidak hanya fokus pada peningkatan kualitas fisik sekolah, tetapi juga bertujuan mendorong partisipasi masyarakat dan menggerakkan roda ekonomi lokal.
Program ini dilaksanakan dengan pola swakelola, yakni satuan pendidikan bersama masyarakat langsung terlibat dalam proses pembangunan dan pengadaan, tanpa harus melalui mekanisme kontraktor besar.
Pendekatan ini memberikan ruang bagi masyarakat untuk aktif dalam proses pembangunan sekolah di wilayahnya masing-masing. Keterlibatan ini diharapkan dapat memperkuat rasa kepemilikan (sense of belonging) masyarakat terhadap satuan pendidikan, sehingga tercipta iklim kolaboratif antara sekolah dan lingkungan sekitar.
Motor Penggerak Ekonomi Desa
Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, Nia Nurhasanah, menjelaskan bahwa revitalisasi satuan pendidikan dengan pola swakelola bukan hanya tentang membangun infrastruktur semata, tetapi juga merupakan pendekatan holistik yang menempatkan pendidikan sebagai pusat pembangunan masyarakat.
Melalui swakelola, sekolah dapat membeli bahan bangunan langsung dari toko-toko material di sekitar sekolah, sehingga dana bantuan pemerintah dapat langsung menyentuh pelaku usaha lokal. Tukang bangunan, pengrajin, dan pekerja lokal juga dilibatkan, sehingga program ini menjadi stimulus ekonomi masyarakat, ujar Nia.
Pengadaan barang dan jasa yang dilakukan di sekitar sekolah turut menciptakan perputaran ekonomi yang sehat. Toko bangunan, penyedia pasir dan batu, jasa angkut, hingga warung makan di sekitar lokasi proyek ikut mendapatkan manfaat.
Bukan hanya pembangunan fisik, tetapi ada multiplier effect yang langsung dirasakan masyarakat, tambahnya.
Bangun Sekolah, Bangun Semangat Gotong Royong
Program ini juga mendorong semangat gotong royong yang selama ini menjadi nilai luhur masyarakat Indonesia. Masyarakat bersama komite sekolah dan tenaga pendidik terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan pembangunan. Mereka tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku dalam perubahan.
Saat orang tua siswa membantu mengecat ruang kelas atau ikut membangun pagar sekolah, ada rasa memiliki yang tumbuh. Ini penting untuk menjaga keberlanjutan fasilitas yang telah dibangun. Sekolah menjadi milik bersama, bukan hanya tanggung jawab pemerintah, ujar Sudarmi salah satu Kepala Sekolah PAUD di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang ikut dalam program revitalisasi tahap awal.
Program revitalisasi ini diarahkan untuk menjawab kesenjangan kualitas dan kelayakan sarana prasarana pendidikan, terutama di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) serta daerah-daerah dengan kondisi satuan pendidikan yang tidak layak. Pemerintah pusat memberikan dana bantuan langsung kepada satuan pendidikan yang ditetapkan sebagai sasaran program, dengan pedoman teknis dan pengawasan yang ketat.
Transparan dan Akuntabel
Untuk menjaga akuntabilitas, satuan pendidikan yang menerima bantuan wajib menyusun rencana kegiatan dan anggaran yang disetujui oleh tim pengelola, termasuk unsur pengawas dari dinas pendidikan dan masyarakat. Semua proses, mulai dari perencanaan, pembelian barang, hingga pelaporan keuangan dilakukan secara terbuka dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan.
Kemendikdasmen juga menyiapkan pendampingan teknis dan pelatihan bagi kepala sekolah, operator, serta komite agar mereka memahami prosedur pengelolaan dana bantuan sesuai aturan. Pelibatan pengawas dan fasilitator daerah menjadi bagian penting dari sistem pengendalian program di lapangan.
Dengan pendekatan swakelola yang mengedepankan partisipasi dan kemandirian lokal, Program Revitalisasi Satuan Pendidikan menjadi gambaran nyata bahwa transformasi pendidikan tidak selalu harus datang dari atas ke bawah, tetapi juga bisa tumbuh dari akar rumputââ¬âdari masyarakat itu sendiri.
Program ini menjadi bukti bahwa pendidikan adalah urusan bersama. Ketika masyarakat dilibatkan, sekolah diperhatikan, dan ekonomi lokal ikut tumbuh, maka misi pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan berkeadilan bisa tercapai lebih cepat dan berkelanjutan.
Ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan mental, semangat kebersamaan, dan masa depan anak-anak kita, tutup Nia Nurhasanah.
Akuntabilitas dan Transparansi
Widyaprada Ahli Utama Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah, Dr. Sutanto, menyerukan komitmen penuh kepada seluruh satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menerima bantuan pemerintah melalui Program Revitalisasi Satuan PAUD. Ia menekankan pentingnya menjalankan program ini dengan prinsip akuntabilitas, transparansi, elijibilitas, kualitas, dan kuantitas di setiap tahapan pelaksanaannya.
Dalam pernyataannya, Dr. Sutanto mengingatkan bahwa keberhasilan program revitalisasi sangat bergantung pada kolaborasi yang erat antar pemangku kepentingan, keterbukaan dalam pengelolaan anggaran, dan integritas tinggi dalam memberikan layanan pendidikan.
"Laksanakan program revitalisasi ini dengan penuh amanah, sesuai dengan Petunjuk Teknis dan Panduan Pelaksanaan yang telah ditetapkan. Kami tidak akan mentolerir sedikit pun adanya penyimpangan, baik dari aspek teknis, administrasi, maupun pengelolaan keuangan. Zero tolerance terhadap pelanggaran adalah prinsip utama kita," tegasnya.
Ia juga mendorong agar komunikasi intensif terus dibangun antara satuan PAUD dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Direktorat PAUD, Fasilitator dari Perguruan Tinggi, serta BBPMP/BPMP. Menurutnya, sikap terbuka terhadap tantangan dan permasalahan di lapangan merupakan kunci keberhasilan program.
"Jangan pernah merasa mampu menyelesaikan persoalan sendiri. Segera komunikasikan setiap kendala kepada pihak-pihak terkait agar bisa segera dimitigasi dan dicarikan solusi terbaiknya," ujarnya menekankan.
Dr. Sutanto turut menggarisbawahi peran penting P2SP (Pelaksana Program Satuan Pendidikan) sebagai ujung tombak pelaksanaan revitalisasi di lapangan. Ia menyatakan bahwa para P2SP harus bekerja dengan kesungguhan, motivasi tinggi, dan integritas, guna menghadirkan hasil yang nyata dan berkesinambungan bagi satuan pendidikan di daerah.
"Jadikan hasil revitalisasi ini sebagai monumen pendidikan warisan terbaik yang akan dikenang oleh anak cucu kita kelak," imbuhnya.
Mengakhiri pesannya, Dr. Sutanto mengajak seluruh pihak untuk terus menjaga semangat gotong royong, memperkuat komitmen bersama, dan memastikan bahwa setiap langkah dalam revitalisasi satuan PAUD benar-benar berpihak pada masa depan anak-anak Indonesia.
"Mari kita songsong masa depan pendidikan anak-anak kita dengan semangat kolaboratif, penuh integritas, dan kerja keras tanpa henti," pungkasnya.
Program Revitalisasi PAUD merupakan langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan anak usia dini secara menyeluruh, mencakup manajemen kelembagaan, lingkungan belajar, serta partisipasi aktif masyarakat dan pemda.
Peliput: Eko B Harsono
Tinggalkan Komentar