
Schoolmedia News == Sabtu pagi, Mentari baru saja menembus pucuk pepohonan di Jalan Soekarno Hatta, Bandar Lampung, ketika halaman SMA Negeri 5 sudah penuh sesak oleh barisan guru berseragam putih-hitam. Di seberang kota, di SMA Negeri 9, suasananya tak jauh berbeda. Hingar percakapan pelan bercampur aroma kopi dari termos plastik, menjadi saksi dimulainya hajatan besar: Uji Kompetensi Guru (UKG) Provinsi Lampung 2025.
Sejak pukul 06.30, lebih dari dua ribu guru datang dari berbagai kabupaten dan kota di Bumi Ruwa Jurai. Mereka bukan hendak mengajar, melainkan diuji. Bukan di depan murid, melainkan di depan layar. Bukan menilai, tapi dinilai.
Ujian ini merupakan bagian dari program Pemetaan Kompetensi Guru SMA dan SMK yang digagas oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, dengan dukungan Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK). Menggunakan platform Schoolmedia, seluruh peserta menjalani ujian berbasis daring secara serentakâ sebuah langkah ambisius dalam digitalisasi evaluasi kompetensi tenaga pendidik.
Tepat pukul delapan, iring-iringan kendaraan dinas memasuki halaman SMAN 5. Dari dalam mobil, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal turun dengan langkah tenang, menyapa para guru yang tengah bersiap di depan ruang ujian.
Bagaimana soalnya, bisa mengerjakan dengan baik? Terus semangat ya, semoga nilainya nanti sesuai harapan kita semua, katanya dengan nada bersahabat. Beberapa guru menyambut dengan senyum gugup antara bangga dan canggung.
Rahmat mengaku puas karena pelaksanaan UKG tahun ini berlangsung tanpa hambatan teknis berarti. Ini membuktikan bahwa guru Lampung adaptif terhadap teknologi. Ujian digital seperti ini menandai kesiapan kita menghadapi era pembelajaran berbasis data,ÃÂ ujarnya kepada wartawan.
Ia menegaskan, UKG bukan sekadar kegiatan administratif, melainkan cermin kemampuan profesionalÃÂ para guru yang selama ini menjadi ujung tombak pendidikan di provinsi.
Berdasarkan panduan teknis, UKG 2025 melibatkan 2.610 guru dari seluruh kabupaten/kota, dengan pelaksanaan terpusat di dua lokasi utama: SMAN 5 dan SMAN 9 Bandar Lampung. Ujian terbagi menjadi dua sesi pagi dan siang dengan durasi 90 menit untuk aspek kepribadian, sosial, pedagogi, dan profesional.
Bagi Rahmat, suksesnya pelaksanaan UKG tahun ini bukan hanya soal teknis, tapi bukti keberhasilan transformasi digital di sektor pendidikan Lampung. Dan di balik itu,ÃÂ katanya, ada dukungan platform lokal yang membantu sistem berjalan lancar: Schoolmedia.ÃÂ
Schoolmedia lahir bukan dari ruang rapat kementerian atau meja birokrat. Ia tumbuh dari keresahan sederhana: betapa sulitnya sekolah di daerah memiliki situs resmi yang layak, aman, dan mudah dikelola.
Sekelompok pengembang muda kemudian merumuskan solusi. Mereka menciptakan sistem yang bisa membantu sekolah membuat situs berdomain schoolmedia.id hanya dengan beberapa langkah mudah tanpa perlu kemampuan teknis tinggi. Dari situ, lahirlah gagasan lebih besar: menjadikan Schoolmedia bukan sekadar platform pembuatan situs, melainkan ekosistem digital sekolah.
Kini, dari fitur pendaftaran murid baru (PPDB Online), laporan hasil belajar (e-Raport), hingga sistem komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua, semuanya bisa diakses dari satu pintu.
Kami ingin sekolah-sekolah punya kedaulatan digital. Tidak perlu bergantung pada platform asing.
Rendy Pratama, pengembang Schoolmedia.
Bupati dan Walikota Beri Apresiasi
Keberhasilan UKG Lampung lewat Schoolmedia hanya salah satu bab dari kisah panjang platform ini. Dari Lampung, gelombang digitalisasi itu menyebar ke berbagai daerah.
Di Tulang Bawang Barat, Bupati Umar Ahmad menyebut Schoolmedia sebagai penyelamat musim penerimaan murid baru.
Sebelum memakai sistem daring, panitia PPDB kewalahan. Berkas pendaftaran menumpuk, antrean mengular di halaman sekolah. Kini, pendaftaran dilakukan secara daring, dan semua data masuk otomatis ke sistem.
Sekolah bisa langsung memantau kuota, Dinas Pendidikan bisa memeriksa tanpa harus keliling,ÃÂ ujar Umar. Prosesnya jadi transparan dan efisien. Orang tua juga tidak lagi berebut datang ke sekolah paling pagi.
Di Kabupaten Pringsewu, Bupati Sujadi menyoroti manfaat lain: integrasi data pendidikan daerah. Schoolmedia memudahkan kami membaca peta mutu pendidikan di tiap sekolah. Data guru, kegiatan belajar, sampai partisipasi orang tua bisa diakses,ÃÂ katanya.
Sementara Bupati Banyumas, Achmad Husein, menyoroti sisi komunikasi publik. ââ∠âBanyak sekolah yang awalnya sulit menyampaikan prestasinya kini punya wadah. Website mereka hidup, berita kegiatan sekolahnya terbit hampir setiap hari, ujarnya.
Kembali ke Lampung Utara, Nuraini, Kepala SDN 2 Kotabumi, mengingat masa awal ketika guru-guru di sekolahnya baru mengenal komputer. ââ∠âKami dulu takut salah klik, katanya. Tapi setelah ikut pelatihan dari tim Schoolmedia, semuanya jadi terasa mudah.
Kini, guru-guru itu mengunggah berita kegiatan sekolah sendiri: kegiatan pramuka, lomba cerdas cermat, hingga kerja bakti di halaman sekolah.
Anak-anak senang karena fotonya masuk website. Orang tua pun bisa ikut melihat kegiatan di sekolah tanpa harus datang,ÃÂ kata Nuraini.
Bagi dia, kehadiran Schoolmedia bukan sekadar transformasi digital, tapi juga transformasi budaya. Sekolah kami jadi lebih terbuka. Kami belajar disiplin mengelola informasi, menulis, dan mendokumentasikan kegiatan.
Teknologi Yang Membumi
Sekilas, Schoolmedia mungkin tampak seperti layanan digital lainnya. Namun di balik antarmuka yang sederhana, ada filosofi yang lebih dalam: membangun sistem digital yang tumbuh dari kebutuhan nyata sekolah, bukan dari instruksi birokrasi.
Platform ini menolak logika langganan mahalÃÂ seperti kebanyakan aplikasi edutech. Sebaliknya, Schoolmedia justru memberikan ruang bagi sekolah untuk mengelola sendiri identitas digitalnya.
Rendy menyebut konsepnya sebagai digital gotong royong.ÃÂ Sekolah bisa memilih template situs sesuai kebutuhan, menulis berita, hingga mengelola data PPDB semuanya dengan antarmuka sederhana dan pelatihan singkat.
Kini, lebih dari 30 ribu sekolah di seluruh Indonesia menggunakan layanan Schoolmedia, dari jenjang SD hingga SMA. Beberapa pemerintah daerah bahkan menjadikannya bagian dari Smart Education District model tata kelola pendidikan berbasis data.
Keberhasilan Schoolmedia memperlihatkan bahwa transformasi digital di dunia pendidikan tidak harus datang dari atas. Justru, perubahan besar sering berawal dari inisiatif kecil di lapangan.
Kalau setiap daerah punya inovasi serupa, kita tak perlu menunggu instruksi pusat untuk maju, kata Gubernur Rahmat. Digitalisasi pendidikan harus dimulai dari sekolah, dari para guru yang mau belajar dan beradaptasi.
Bagi kepala sekolah seperti Nuraini, aplikasi ini juga menjadi jembatan menuju transparansi. Orang tua jadi percaya karena semua terbuka, ujarnya.
Transformasi digital sering dibayangkan sebagai urusan teknologi: kabel, server, dan jaringan. Namun di tangan Schoolmedia, ia menjadi soal kepercayaan.
Kepercayaan antara guru dan murid, antara sekolah dan pemerintah, antara masyarakat dan sistem pendidikan itu sendiri.
Kami bukan menjual aplikasi. Kami menanam kebiasaan baru.ÃÂ Agus Supriyanto, pengembang Schoolmedia.
Menjelang sore, sinar matahari jatuh di papan nama SDN 2 Kotabumi. Di ruang guru, Nuraini menutup laptopnya. Ia baru saja mengunggah berita tentang lomba kebersihan antar kelas.
Dulu, berita sekolah seperti ini tidak pernah terdengar keluar, katanya. Sekarang siapa pun bisa membacanya.ÃÂ
Bagi Nuraini, itu bukan sekadar kemajuan teknologi, tapi cara baru sekolah berkomunikasi dengan dunia.
Schoolmedia mungkin bukan perusahaan raksasa. Tapi ia telah menanam benih perubahan di banyak ruang kelas, menjembatani mimpi-mimpi kecil di papan tulis menuju masa depan yang lebih terbuka.
Sekarang, kata Nuraini pelan, ââ∠âkalau anak-anak bertanya apa itu Schoolmedia, saya bilang: itu jembatan dari sekolah kecil kita menuju dunia yang lebih besar.
Di tengah gegap gempita inovasi digital yang sering kali berpusat di kota besar, Schoolmedia menunjukkan wajah lain dari transformasi pendidikan: inovasi yang tumbuh dari pinggiran, lahir dari kebutuhan, dan dijalankan dengan semangat gotong royong.
Digitalisasi, pada akhirnya, bukan soal perangkat. Ia adalah soal manusiaâââ‰â¬Âyang mau belajar, berbagi, dan menulis ulang masa depan pendidikan dengan tangannya sendiri.
Platform CMS sekolah dengan domain resmi scoolmedia.id
Digunakan oleh 30.000+ sekolah di Indonesia
Fitur utama: PPDB Online, e-Raport, Portal Berita Sekolah, Integrasi Dapodik
Terlibat dalam pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) Lampung 2025
Dikenal dengan prinsip Digital Gotong Royong
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar