Ilustrasi belajar dari rumah, Foto: Pixabay
Schoolmedia News, Jakarta - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mendesak pemerintah segera membuat skenario pendidikan pada masa pandemi dan bencana pada peringatan Hari Pendidikan Nasional.
Wakil Sekretaris Jenderal FSGI Satriwan Salim mengatakan, pemerintah harus segera membuat skenario pendidikan jangka pendek untuk menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19 saat ini.
Selain itu, pihaknya juga meminta agar pemerintah menyiapkan skenario jangka panjang untuk mengantisipasi kemungkinan kejadian bencana pada masa mendatang.
"FSGI menekankan pentingnya penyusunan kurikulum darurat untuk masa krisis, ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan berbagai keterbatasan, mulai dari keterbatasan media pembelajaran, akses terhadap media belajar, keterbatasan interaksi langsung, serta keterbatasan ketersediaan waktu dan biaya," ujar Satriawan, Sabtu, 2 Mei 2020 di Jakarta.
Baca juga: BI Pastikan Pembebasan Biaya QRIS Bagi Usaha Mikro Hingga September
Kurikulum pembelajaran yang dipraktikkan dalam masa krisis akibat pandemi saat ini, kata Satriwan adalah kurikulum yang dibuat pada masa normal untuk keadaan normal pula.
Padahal, menurut dia, kurikulum yang dibutuhkan saat ini adalah kurikulum yang mampu beradaptasi dengan kondisi yang serba terbatas.
"Federasi serikat guru juga menyarankan pemerintah membenahi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh," ujarnya.
Menurut FSGI, saat ini kemampuan penyelenggara dalam mengelola pembelajaran jarak jauh masih minim, sementara hasil survei FSGI dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia pada akhir April 2020 menunjukkan 53 persen guru masih mengejar pencapaian kurikulum ideal atau menuntaskan materi selama pembelajaran jarak jauh. Akibatnya, siswa menjadi terbebani.
Kondisi yang demikian, menurutnya, bertentangan dengan prinsip kelonggaran dan relaksasi yang terkandung dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020.
Baca juga: Riset Lenovo: Mayoritas Karyawan Siap Kerja dari Rumah
Selain itu, FSGI meminta pemerintah membuat skenario penerimaan peserta didik baru (PPDB) pada masa krisis, seperti yang sekarang terjadi akibat pandemi Covid-19.
"Permendikbud tentang PPDB No 44 Tahun 2019 dan Surat Edaran Mendikbud No 4 Tahun 2020 belum mengakomodir secara riil dan objektif kondisi krisis," kata Sekretaris Jenderal FSGI Heru Purnomo.
FSGI juga meminta pemerintah pusat dan daerah memberikan perhatian khusus kepada sekolah swasta, khususnya para guru honorer yang menjadi kelompok terdampak krisis Covid-19.
Pandemi membuat sebagian orang tua tidak bisa bekerja dan menjalankan usaha sebagaimana biasa atau kena pemutusan hubungan kerja sehingga tidak mampu membayar biaya pendidikan. Kondisi yang demikian mempengaruhi kondisi keuangan sekolah-sekolah swasta.
Tinggalkan Komentar