Schoolmedia News Jakarta == Genap setahun sudah Kabinet Merah Putih pimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menakhodai Indonesia. Dilantik pada Oktober 2024, setahun pertama pemerintahan ini menjadi masa ujian, konsolidasi, sekaligus penanda awal arah kebijakan. Laporan evaluasi kinerja yang dirilis lembaga riset independen IndoStrategi pada 17 Oktober 2025 menjadi rapor publik yang merangkum dinamika tersebut. Secara nasional, kinerja pemerintahan berada pada kategori sedang dengan skor 3,07.
Namun, di tengah skor rata-rata tersebut, satu bintang terang mencuat yaitu Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Dengan kepemimpinan Menteri Pendidikan Dasar Menengah yang populis dan dekat dengan insan media membuat masyarakat memberikan apresiasi terbaik.
Jika kinerja kabinet diibaratkan orkestra, Kemendikdasmen kini layak disebut sebagai solois terbaik. Kementerian ini memuncaki daftar dengan skor penilaian tertinggi, 3,35. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan cerminan apresiasi publik atas kerja nyata di sektor paling fundamental: pendidikan anak bangsa.
Keberhasilan ini tak lepas dari resonansi program unggulan yang menyentuh langsung masyarakat. Program Sekolah Rakyat (3,13) dan Sekolah Unggul Garuda (3,00) mendapat sambutan hangat. Publik menilai program-program ini pada dasarnya baik dan memiliki potensi besar.
Meskipun masih berada di tahap awal, keberhasilan Kemendikdasmen merangkul kepercayaan publik menunjukkan bahwa fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan pemerataan akses pendidikan adalah langkah yang tepat sasaran.
Tren positif ini diperkuat dengan respons cukup baik terhadap program unggulan lain seperti Pemeriksaan Kesehatan Gratis (3,42). Sinergi antara pendidikan dan kesehatan menjadi kunci dalam memastikan anak-anak Indonesia tumbuh optimal.
Di sisi lain, apresiasi juga diberikan untuk program Makan Bergizi Gratis (2,68). Program yang dinilai membantu masyarakat kurang mampu ini memiliki gagasan baik untuk meningkatkan gizi anak-anak. Namun, IndoStrategi mencatat bahwa tata kelola program ini masih perlu perbaikan, salah satunya dengan melibatkan partisipasi aktif sekolah dan kontribusi masyarakat agar beban keuangan tidak ditanggung sepenuhnya oleh APBN.
Konsistensi menjalankan program sosial ini dengan pendekatan berbasis data dan akuntabilitas menjadi salah satu rekomendasi strategis IndoStrategi.
Efektivitas Teknokrat
Laporan IndoStrategi mengungkap pola menarik: kementerian teknokratik dan non-politis cenderung bekerja lebih efektif dibanding kementerian yang sarat konflik politik. Pola ini tak hanya terlihat pada Kemendikdasmen, tetapi juga pada jajaran kementerian dengan skor tinggi lainnya seperti Kementerian Luar Negeri (3,32), Kementerian Agama (3,26), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (3,22), dan Kementerian Pertanian (3,21).
Di sisi lain, terdapat lima kementerian yang kinerjanya masih di bawah angka 3,0 dan dianggap perlu meningkatkan performanya.
Mereka adalah Kementerian Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (2,81), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (2,81), Kementerian Hak Asasi Manusia (2,79), Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (2,77), dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (2,74).
Sektor-sektor ini, yang banyak bersinggungan dengan isu-isu sensitif seperti penegakan hukum, HAM, dan sumber daya alam, membutuhkan gebrakkan kebijakan yang lebih berani dan inovatif.
Kinerja di sektor krusial seperti penegakan hukum dan HAM (2,93) dan penciptaan lapangan kerja (2,65) masih mendapat penilaian sedang. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pemerintahan dinilai stabil dan mendapat penilaian sedang menuju baik di bidang pemberantasan korupsi (3,50), publik masih menantikan realisasi lain dari janji dan tuntutan, termasuk tuntutan "17+8" yang masih dinantikan realisasinya.
Fase Konsolidasi dan Reformasi
Menurut Direktur Riset IndoStrategi, Ali Noer Zaman, Kabinet Merah Putih saat ini masih berada dalam fase konsolidasi dan koordinasi kelembagaan. Jumlah anggota kabinet yang membesar dibandingkan pemerintahan sebelumnya memang menuntut banyak penyesuaian nomenklatur, anggaran, dan pembagian tugas. Apalagi, pemerintahan ini memiliki ambisi besar, seperti target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
"Publik perlu memberi kesempatan pada pemerintahan Prabowo-Gibran untuk berkonsolidasi dan berkoordinasi, mengingat jumlah anggota kabinet yang besar. Tapi di sisi lain, publik harus memberikan pengawasan terus-menerus sehingga pemerintah senantiasa bekerja keras. Semoga tahun kedua mulai menampakkan hasil dari apa yang dijanjikan," ujar Ali Noer Zaman.
Pemerintahan memang berhasil menjaga stabilitas makro dan konsistensi fiskal. Namun, IndoStrategi menilai kabinet ini kurang progresif dalam reformasi struktural. Reformasi birokrasi, misalnya, harus dipastikan berjalan konsisten, "bukan hanya kosmetik".
Untuk mengatasi tantangan ini, IndoStrategi menegaskan bahwa pemerintahan perlu menjadikan tahun kedua sebagai momentum perbaikan tata kelola dan penguatan arah kebijakan nasional.
Delapan Jurus untuk Tahun Kedua
Lembaga riset tersebut mengajukan delapan rekomendasi strategis yang harus menjadi fokus Kabinet Merah Putih di tahun kedua:
- Perkuat koordinasi lintas kementerian dan atasi tumpang tindih kebijakan, mengingat kompleksitas kabinet yang besar.
- Perbaikan tata kelola hukum dan HAM, terutama dalam penyelesaian kasus pelanggaran masa lalu dan penegakan hukum antikoru
- Pastikan reformasi birokrasi berjalan konsisten, bukan sekadar perubahan penampilan.
- Dorong penciptaan lapangan kerja nyata (skor 2,65) dan reformasi kebijakan ketenagakerjaan.
- Tingkatkan transparansi anggaran dan komunikasi publik, terutama di kementerian teknis. Visna Vulovik, Managing Director IndoStrategi, secara khusus menekankan pentingnya transparansi agar publik dapat berpartisipasi dan memberikan masukan aktif.
- Tegaskan netralitas Polri dan TNI, serta perkuat supremasi sipil.
- Fokus pada pemerataan pembangunan daerah dan desa agar pertumbuhan lebih inklusif, tidak hanya terpusat di satu wilayah
- Konsisten menjalankan program sosial seperti Sekolah Rakyat dan Makan Bergizi Gratis dengan pendekatan berbasis data dan akuntabilitas
IndoStrategi menyimpulkan, meski Kabinet Merah Putih telah menunjukkan awal yang stabil dengan capaian positif di beberapa bidang, terutama pendidikan, publik masih menanti gebrakan nyata di sektor struktural.
Tahun kedua adalah momentum krusial untuk membuktikan bahwa pemerintahan ini tidak hanya mampu menjaga stabilitas fiskal, tetapi juga mampu melakukan reformasi mendalam demi memenuhi tingginya aspirasi masyarakat Indonesia.
Penulis : Eko Harsono
Sumber Siaran Pers Indo Barometer
Tinggalkan Komentar