Hari Kemanusian Sedunia 2025: Bangun Semangat MEngasihi Kaum Miskin, Mencintai Lingkungan, Bangun Ketangguhan dan Melindungi Kaum Tertindas
Schoolmedia News Jakarta == Di tengah peringatan Hari Kemanusiaan Sedunia 2025, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) kembali menegaskan pentingnya menempatkan perempuan dan anak sebagai prioritas utama dalam setiap upaya penanggulangan bencana. Dengan tema ââ¬ÅMelindungi yang Rentan, Membangun yang Tangguh, peringatan ini menjadi pengingat bahwa empati dan perlindungan harus menjadi dasar respons kemanusiaan di Indonesia.
Acara yang digelar di Pos Bloc, Jakarta, pada 22 Agustus 2025 ini dihadiri berbagai pihak, mulai dari instansi pemerintah, PBB, hingga organisasi kemanusiaan. Dalam sambutannya, Sekretaris Kemen PPPA, Titi Eko Rahayu, menyoroti tantangan global yang kian kompleks, dari konflik hingga dampak perubahan iklim.
"Kemanusiaan adalah bahasa bersama umat manusia. Hari Kemanusiaan Sedunia bukan sekadar seremoni, melainkan pengingat bahwa semua pihak harus hadir untuk kelompok rentan, terutama perempuan dan anak," ujar Titi Eko.
Ancaman Nyata di Tengah Bencana
Indonesia, sebagai negara dengan risiko bencana tertinggi di dunia, menghadapi tantangan berat. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat lebih dari 3.200 bencana telah terjadi sepanjang 2024. Bencana-bencana ini tidak hanya merusak fisik, tetapi juga meninggalkan luka sosial mendalam, terutama bagi perempuan dan anak.
Titi Eko menjelaskan, "Perempuan dan anak adalah kelompok yang paling rentan dalam situasi darurat. Mereka sering kehilangan akses terhadap layanan dasar dan menghadapi risiko kekerasan yang lebih tinggi." Pernyataan ini didukung oleh data Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2024 yang menunjukkan bahwa satu dari empat perempuan pernah mengalami kekerasan, sebuah risiko yang meningkat tajam dalam situasi bencana.
Ruang Aman dan Peran Aktif
Merespons ancaman tersebut, Kemen PPPA memperkuat layanan perlindungan melalui SAPA 129. Layanan ini beroperasi 24 jam melalui telepon dan WhatsApp di nomor 08111-129-129. Layanan ini memungkinkan masyarakat melaporkan kasus kekerasan dengan cepat, yang kemudian ditindaklanjuti dengan pendampingan hukum, perlindungan, dan dukungan psikososial.
Inisiatif ini bukan satu-satunya. Titi Eko juga mencontohkan praktik baik lain, seperti pembentukan Ruang Ramah Perempuan dan Anak (RPPA) di lokasi pengungsian saat gempa Sulawesi Tengah 2018. Ruang ini tidak hanya memberikan perlindungan, tetapi juga menyediakan konseling, layanan kesehatan reproduksi, dan area bermain yang aman bagi anak-anak.
"Ketika perlindungan berbasis gender diutamakan, pemulihan komunitas berlangsung lebih cepat. Perempuan bukan hanya korban, tetapi juga penopang ketangguhan komunitas," tegas Titi Eko.
Kolaborasi untuk Kemanusiaan
Peringatan Hari Kemanusiaan Sedunia kali ini juga menjadi ajang apresiasi bagi para pekerja kemanusiaan dan kolaborasi erat antara berbagai pihak. Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Bencana dan Konflik Sosial Kemenko PMK, Lilik Kurniawan, menekankan bahwa peringatan ini adalah momentum penting untuk refleksi dan memperkuat solidaritas. "Tema tahun ini selaras dengan mandat Kemenko PMK dalam memperkuat koordinasi penanggulangan bencana yang inklusif, kolaboratif, dan berkeadilan," ujarnya.
Senada, Perwakilan UNFPA di Indonesia, Hassan Mohtashami, menyoroti semangat gotong royong Indonesia yang menjadi harapan di tengah krisis global. "Kemitraan antara pemerintah dan masyarakat sipil adalah jawaban lokal kita terhadap seruan global. Kami berkomitmen untuk memastikan perempuan dan anak perempuan berada di pusat dari setiap upaya membangun Indonesia yang tangguh," kata Hassan.
Peringatan Hari Kemanusiaan Sedunia 2025 diakhiri dengan komitmen bersama untuk memperkuat perlindungan perempuan dan anak dalam situasi bencana. Titi Eko menutup pidatonya dengan mengajak semua pihak untuk memastikan tidak ada perempuan dan anak yang tertinggal dalam setiap respons kemanusiaan.
"Kemanusiaan bukan sekadar memberi bantuan, melainkan membangun dunia yang lebih adil, setara, dan penuh empati. Semoga semangat kemanusiaan ini menjadi cahaya bagi langkah kita bersama," pungkasnya.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar