Cari

Mendikdasmen Resmikan SLB Mandiri Putra, Salah Satu Hasil Revitalisasi



Schoolmedia News Jakarta == Program Revitalisasi Satuan Pendidikan tahun 2025 memasuki tahap akhir. Salah satu sasarannya adalah Sekolah Luar Biasa (SLB) Mandiri Putra, Karanganyar, Jawa Tengah. Setelah selesai direvitalisasi sejak Agustus lalu, sekolah ini akhirnya diresmikan secara langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti.

Peresmian revitalisasi SLB Mandiri Putra dilakukan langsung oleh Mendikdasmen di lokasi sekolah yang berada di Dusun Randusari, Desa Jumapolo, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. 

Mendikdasmen meresmikan SLB Mandiri Putra didampingi Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Tatang Muttaqin), Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Muhammad Hasbi), Direktur Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (Saryadi), serta sejumlah pejabat lainnya. 

Dalam sambutannya, Menteri Abdul Mu’ti menyampaikan ucapan selamat atas proses revitalisasi di SLB Mandiri Putra yang sudah rampung 100 persen. Menurut Mendikdasmen, peresmian revitalisasi SLB ini menjadi bukti nyata komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam memberikan layanan pendidikan bermutu dalam rangka menyiapkan generasi unggul Indonesia

“Apa pun kondisinya, fisiknya, di mana pun mereka, kami akan terus berkomitmen untuk mewujudkan layanan pendidikan bermutu untuk semua. Sekali lagi selamat untuk SLB Mandiri Putra,” kata Abdul Mu’ti.

Wakil Bupati Karangayar, Adhe Eliana, dalam kesempatan tersebut mengaku takjub dengan kondisi SLB Mandiri Putra yang dinilai sangat bagus setelah direvitalisasi. Ia pun berharap SLB Mandiri Putra dapat menjadi proyek percontohan bagi pengembangan SLB-SLB lainnya di Karanganyar lainnya.

Sekolah Menjadi Rumah Kedua

Program Revitalisasi Satuan Pendidikan diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 2 Mei 2025 lalu. Total ada 2.000 satuan pendidikan di bawah pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus yang direvitalisasi dari target awal sebanyak 982. Sementara itu, untuk SLB sendiri, total SLB yang direvitalisasi mencapai 385 sekolah. Realisasi jumlah ini meningkat lebih dari dua kali lipat dari target awal yang hanya 155 SLB. 

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin, mengapresiasi gerak cepat SLB Mandiri Putra dalam menjalankan program revitalisasi. Dengan demikian, revitalisasi di sekolah ini bisa selesai tepat waktu dan para murid bisa lebih cepat merasakan dampak dan manfaat dari program ini. “Dengan selesainya proses revitalisasi ini, murid bisa segera kembali belajar dengan suasana yang lebih nyaman. Dengan sarana dan prasarana yang sudah jauh lebih baik dan ideal ini, kami berharap kondisi ini bisa untuk menggali dan menumbuhkan bakat dan potensi para murid secara optimal,” kata Dirjen Tatang. 

Sementara itu, Kepala SLB Mandiri Putra, Ita Sulistyowati, menyampaikan bahwa sejak awal sekolah berkomitmen untuk menghadirkan sekolah yang nyaman, tidak hanya bagi murid, tetapi juga bagi guru dan seluruh warga sekolah. Dengan demikian, sekolah bisa menjadi rumah kedua bagi seluruh warga sekolah. “Terutama bagi guru, karena kami lembaga non-profit, kami tidak bisa menjanjikan kesejahteraan. Namun, kami akan mengupayakan kenyamanan sehingga para guru merasa sekolah adalah rumah kedua mereka,” kata Ita.

Menurut Ita, sejak proses revitalisasi para murid yang berjumlah 60 murid ini sudah tidak sabar menunggu bangunan sekolah yang baru ini, terutama ruang perpustakaan yang tidak pernah mereka lihat dan rasakan selama ini. “Selama revitalisasi, kami relokasi dulu muridnya. Jadi, mereka selalu tanya, kapan sekolah barunya dibuka, kapan bisa belajar lagi di sekolah baru yang sudah bagus, lebih luas. Mereka sangat tertarik, apalagi ruang perpustakaan,” kata Ita. 

Wahyu Nugroho, salah seorang murid SMALB mengaku senang dengan sekolahnya yang lebih bagus saat ini. Wahyu bahkan ingin menghabiskan lebih banyak waktu di ruang perpustakaan yang nyaman dengan bangku sofa yang nyaman, ruangan berpendingin udara, serta koleksi buku-buku yang menarik. “Dulu saya hanya bisa membayangkan perpustakaan seperti apa karena hanya bisa membaca di pojokan kelas yang sempit. Tapi, sekarang saya bisa membaca sepuasnya di perpustakaan yang enak, adem ada AC-nya," kata Wahyu, murid disabilitas low vision. 

Warti, wali murid dari Wahyu, juga merasakan hal yang sama. Warti mengaku bersyukur dengan kondisi SLB Mandiri Putra saat ini yang jauh lebih baik dari saat ia memasukkan Wahyu ke sekolah ini beberapa tahun lalu. “Sekarang saya lebih yakin anak saya bisa mendapatkan pelayanan pendidikan yang lebih maksimal, tidak hanya karena guru-guru di sini yang sangat berkompeten dan tulus dalam mendidik anak kami, tapi juga dukungan sarana dan prasarana sekolah yang semakin baik,” ujar Warti.

Sebagai informasi, revitalisasi di SLB Mandiri Putra sendiri meliputi 10 ruang kelas baru. Ruang kelas ini untuk menggantikan ruang kelas yang semula berupa bilik dan disekat-sekat agar bisa menampung lebih banyak murid. Selain ruang kelas baru yang lebih ideal, revitalisasi juga dilakukan dengan membangun ruang perpustakaan, ruang pembelajaran khusus, serta toilet duduk yang lebih nyaman untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan kebutuhan tertentu seperti tunadaksa serta lebih leluasa yang memudahkan akses kursi roda untuk masuk ke toilet sekolah.

Tim Schoolmedia

Lipsus Sebelumnya
Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia Gelar Acara Tandingan SEANF 2025, Tolak Kehadiran Junta Myanmar

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar