Schoolmedia News Jogyakarta ---- Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) Kemendikbudristek, Jumeri menegaskan forum Pertemuan Nasional Pramuka Berkebutuhan Khusus yang berlangsung di Jogyakarta pada 26 hingga 30 Oktober 2021 merupakan forum langka berlevel nasional yang untuk pertama kali dilakukan secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan).
"Jadikan kegiatan berlevel nasional ini menjadi ajang silaturahmi nasional, sekaligus ajang saling berbagi praktik baik. Mari lewat ajang ini kita saling belajar, saling memperkuat serta mengasah keterampilan serta kecakapan. Ajang seperti ini merupakan kesempatan berharga bagi para kakak pembina, pendamping anak berkebutuhan khusus untuk saling belajar praktik baik sehingga anak berkebutuhan khusus menjadi lebih berdaya, mandiri serta memiliki kompetensi keunggulan," ujar Jumeri dalam sambutan pembukaan Pertemuan Nasional Pramuka Berkebutuhan Khusus, Rabu (27/10).
Hadir dalam acara pembukaan Pertemuan Pramuka Berkebutuhan Khusus antara lain; Ketua Kwarnas Daerah Istimewa Jogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi, Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka dan Ketua Komisi Binamuda, Kak Supriyadi dan Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (Direktur PMPK), Dr Samto.
Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka/Ketua Komisi Binamuda, Kak Supriyadi menyampaikan prinsip utama yang harus dipegang dalam setiap kegiatan kepramukaan adalah keselamatan para Pramuka itu yang di nomor satukan.
"Saya harapkan pada Jambore Nasional 2022 nanti sudah ada anggota Pramuka Berkebutuhan Khusus yang ikut kegiatan Jambore, juga pada kegiatan Jambore Dunia yang akan berlangsung tahun 2023 di Korea Selatan kita dapat mengirim anggota Pramuka Berkebutuan Khusus dalam kegiatan yang akan dihadiri 50.000 anggota pramuka dari seluruh dunia," ujarnya.
Dikatakan, pertemuan nasional yang menghadirkan anggota Gerakan Pramuka berkebutuhan khusus dari seluruh Indonesia, segenap panitia dan tim fasilitator harus benar-benar bekerja ekstra ketat dalam mengawasi anak-anak berkebutuhan khusus dalam menjalani protokol kesehatan.
"Seluruh peserta harus diawasi dengan ketat dan tentunya dibuat senyaman mungkin agar mereka merasa aman, nyaman dan tentunya kesehatannya tetap terjaga baik”, ujar kak Supriyadi.
Kegiatan pertemuan nasional untuk anak-anak berkebutuhan khusus ini dilaksanakan untuk pertama kalinya dilakukan secara luring dan daring. Kegiatan luring ada yang dilaksanakan secara bersamaan dengan daring dan ada yang juga dilaksanakan dalam waktu yang tidak bersamaan.
Seluruh rangkaian kegiatan terutama yang dilaksanakan secara luring (tatap muka) terbatas dilaksanakan terukur dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Sementara PNPBK 2021 secara daring tentu dilaksanakan dengan pengawasan pembina pendamping di sekolah masing-masing seluruh Indonesia
Sementara itu, Andalan Nasional Komisi Binamuda sekaligus Ketua Teknis Pelaksanaan Pertemuan Nasional Pramuka Kebutuhan Khusus, Kak Rio Ashadi.
Untuk mempermudah proses penyanpaian informasi pada orientasi kegiatan PNPBK 2021 ini Kak Rio dibantu oleh penterjemah bahasa isyarat oleh kak Upi Sriasih Widyanengsih, Pembina Pramuka Gudep Pangkalan SLB Tunaungu Santi Rama, Jakarta Selatan. Forum orientasi ini memberikan penjelasan umun seluruh rangkaian kegiatan PNPBK dari awal hingga acara penutupan.
Kak Rio Ashadi menjelaskan berbagai kegiatan selama kegiatan PNPBK meliputi, dinamika kelompok, orientasi kegiatan, mendirikan tenda bagi peserta daring, upacara pembukaan, orientasi kegiatan dan materi pengantar oleh Direktur PMBK dan Kwarnas, materi kebangsaan/life skill “PBK Berwirausaha”, materi kebangsaan “PBK siap Bela Negara”, materi teknologi informasi “PBK Update”, malam kebudayaan, materi edukasi dengan tema Tour de Jogya, dan upacara penutupan
Usai penjelasan kegiatan PNPBK 2021, kegiatan secara daring tetap dilanjutkan. Kegiatan ini dipandu kak Deden Syefrudin, fasilitator kegiatan dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Acara semakin seru ketika kak Deden melemparkan kuis kepada peserta. Kuis ini tentunya sejalan dengan penjelasan yang disampaikan Kak Rio Ashadi untuk mengetahui sajauhmana pemahaman materi yang disampaikan Kak Rio Ashadi.
Intinya tingkat pemahaman materi yang disampaikan Kak Rio cukup memuaskan dan patut mendapat apresiasi karena sekitar 85 % peserta yang ikut berpartisipasi secara virtual 610 peserta memahami materi kegiatannya.
Tinggalkan Komentar