Mendikbud, Nadiem A Makarim melakukan live streaming dengan Youtuber Jerome Polin. Foto : Eko Schoolmedia
Schoolmedia News Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayan, Nadiem Anwar Makarim mengaku selama pandemi Covid-19 setahun terjadi, dirinya sangat menikmati hobbi barunya bersama istri tercinta bekerjasama dalam pengasuhan anak yaitu menjadi ayah sekaligus "guru PAUD" bagi tiga buah hatinya yang masih berusia Anak Usia Dini (AUD).
"Saya mungkin termasuk satu-satunya menteri yang ada dalam kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo yang memiliki tiga anak usia dini. Dan selama pandemi bersama istri mengasuh, mendidik serta memberikan kasih sayang kepada tiga anak usia PAUD sangat menyenangkan. Saya sangat menikmati ketika berada di rumah bersama tiga anak itu," ujar mas Mendikbud ketika ditanya YouTuber Jerome Polin, mahasiswa Program Matematika Terapan peraih beasiswa di Waseda University, Tokyo, Jepang, Senin malam.
Menurut mas menteri, disamping menikmati peran ayah dalam ikut membantu mendidik dan mengasuh tiga putri kecilnya usia PAUD, dia juga semakin memiliki waktu untuk membaca guna mengasah ketajaman berpikir dan memenuhi kebutuhan pengetahuannya. "Tahun ini saya bertekad untuk dapat menyelesaikan membaca sejumlah buku. Semoga target saya bisa membaca 50 judul buku tahun ini dapat terpenuhi," ujarnya.
Mendapat pertanyaan netizen kapan masuk sekolah disebutkan sebetulnya sejak bulan Januari 2021 opsi untuk Pembelajaran Tatap Muka sudah diberikan. "Soal PTM semuanya tergantung dari Pemerintah Daerah dan Satgas Covid di daerah. Juga yang paling menentukan justru orangtua atau wali murid yang mengetahui kondisi anaknya," katanya.
Setelah mayoritas pendidikan dan tenaga kependidikan divaksin dosis kedua dan selambatnya tahun ajaran baru, maka satuan pendidikan diwajibkan memberikan opsi layanan pembelajaran tatap muka terbatas.
Namun, ia mengatakan, warga satuan pendidikan yang memiliki penyakit penyerta yang tidak terkontrol dilarang mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka secara terbatas. Ia menjelaskan, PTM terbatas harus dilakukan seizin orang tua siswa dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.
Dalam hal ini, sekolah bisa mengombinasikan PTM terbatas dengan pembelajaran jarak jauh. Walaupun satuan pendidikan sudah mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka secara terbatas, orang tua bisa memutuskan untuk menyertakan anaknya dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh saja.
Kepala satuan pendidikan, pemerintah daerah, dan otoritas terkait wajib memantau pelaksanaan pembelajaran tatap muka secara terbatas dan menghentikan sementara kegiatan pembelajaran kalau ada kasus penularan Covid-19 di satuan pendidikan. Nadiem menekankan bahwa kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan adalah kunci dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang aman.
Penulis : Eko Schoolmedia
Tinggalkan Komentar