Cari

Akademisi: Kombinasi Pembelajaran Daring dan Luring Perlu Diterapkan

Ilustrasi: Pixabay

 

Schoolmedia News, Surakarta - Pakar pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Harun Joko Prayitno menyatakan, perlunya kombinasi pembelajaran daring dan luring di masa transisi kehidupan baru (new normal) pandemi Covid-19. Dia menilai, pembelajaran daring tidak bisa menyentuh nilai rasa atau mengabaikan kepekaan sosial.

Dalam era pandemi ini, ia melanjutkan, negara harus hadir dalam pendidikan dalam era pandemi. Tujuannya, agar anak, orang tua, dan guru tidak mengalami stres berlebihan. 

"Anak, orang tua, guru dan masyarakat perlu memiliki pemahaman yang jelas bahwa pendidikan harus berlanjut dan menjadi tanggung jawab bersama. Caranya dengan menempatkan sekolah sebagai sumber pendisiplinan untuk hidup bersih dan sehat, bukan dibaliknya, sekolah dianggap sebagai sumber penularan Covid-19," kata Harun, Kamis, 27 Agustus 2020, seperti dilansir dari laman RRI.

 

Baca juga: Anak Dipukul Ibunya Hingga Memar, Pegiat Anti Kekerasan: Tetangga Jangan Cuek

 

Pembelajaran daring, kata Harun, memiliki kelebihan mampu melampaui batas ruang dan waktu sekaligus (beyond classroom). Meski demikian, hakikat pendidikan bukan hanya sekedar membuat pintar atau mengkompetensikan melalui daring. 

Oleh sebab itu, diperlukan strategi-strategi khusus yang lebih dapat menghargai anak sebagai individu sosial yang sedang tumbuh kembang.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMS tersebut juga menegaskan, saat ini menjadi momen yang tepat untuk menanamkan dan mengamalkan pentingnya kebersihan dan kesehatan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. 

 

Baca juga: Jokowi Dukung Sinergi Perguruan Tinggi dan Industri

 

Kebersihan dan kesehatan melalui pola hidup sehat menjadi penangkal utama mencegah berbagai penyakit, salah satunya Covid-19.

"Perlu dipertimbangkankan kembali pentingnya pembelajaran dalam skala-skala terbatas, pembelajaran dalam skala-skala yang ramah lingkungan atau pembelajaran di ruang terbuka, prinsipnya pembelajaran yang sehat. Kalau upaya ini tidak segera dilakukan, akan menimbulkan kepunahan pendidikan atau kehilangan satu generasi," paparnya.

Harun menyebut, pembelajaran daring mulai dikeluhkan khususnya pelaku pendidikan, para pendidik, anak-anak, dan orang tua. Keluhan tersebut antara lain, mulai ada kebosanan dalam menjalani proses belajar mengajar secara daring, kendala jaringan internet, hingga biaya pembelian kuota.

 

Baca juga: Jelang PTM, Guru Atambua Sambangi Rumah Siswa

 

Dia menyarankan perlunya menyeimbangkan antara pembelajaran daring dan luring. Selain itu, pemangku kebijakan diminta agar tidak membuat sekolah terlihat menakutkan, sumber penyakit ataupun sumber penularan Covid-19.

"Dengan adanya pembelajaran luring akan menjadi upaya dalam mengurangi tingkat stres di saat pembelajaran daring. Karena tatap muka bisa menjadi upaya mengurangi stres daring," ujarnya.

Lipsus Selanjutnya
Guru Terjangkit Covid-19, Pembelajaran Tatap Muka di Lebak Dihentikan
Lipsus Sebelumnya
Anak Dipukul Ibunya Hingga Memar, Pegiat Anti Kekerasan: Tetangga Jangan Cuek

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar