
Mendikdasmen Resmikan Revitalisasi Satuan Pendidikan di Kabupaten Kuningan, Sekolah Harus Jadi Ruang Belajar yang Menyenangkan dan Berkelanjutan Bagi Murid
Schoolmedia Kuningan â Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Dr. Abdul Muâti, M.Ed., melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, pada Sabtu (20/12/2025). Dalam rangkaian agenda tersebut, Mendikdasmen meresmikan sejumlah fasilitas pendidikan dan menekankan pentingnya program revitalisasi sekolah serta penguatan karakter melalui seni.
âKunjungan diawali dengan peninjauan sektor pertanian di Desa Kramatmulya bersama Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rahmat Yanuar, M.Si., sebelum melanjutkan agenda utama di bidang pendidikan. Di Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Kuningan, Mendikdasmen meresmikan TK Labschool dan memberikan beasiswa secara simbolis kepada 10 mahasiswa sebagai bentuk dukungan terhadap pendidikan berkelanjutan bagi keluarga petani.
Kunjungan kerja yang diawali dengan panen raya ubi jalar di Desa Kramatmulya ini bukan sekadar seremoni. Di balik riuh sambutan ratusan undangan di Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Kuningan dan SLBN Taruna Mandiri, terselip narasi besar tentang ambisi pemerintah mengejar ketertinggalan infrastruktur pendidikan dan kesejahteraan siswa.
Penguatan Karakter dan Revitalisasi Sekolah
âDalam arahannya, Prof. Abdul Muâti menekankan komitmen kementerian dalam mempercepat program revitalisasi satuan pendidikan (protas revit). Ia menyatakan bahwa pada tahun 2026, pemerintah menargetkan penambahan sasaran revitalisasi yang lebih luas, dengan prioritas utama pada satuan pendidikan (satpen) yang terdampak bencana.
âSelain infrastruktur, Mendikdasmen juga menyoroti pentingnya metode pembelajaran yang mendalam dan menyenangkan. Ia memperkenalkan penggunaan akun "Kicau" (Kumpulan Lagu Anak) sebagai sarana pembangunan karakter anak melalui musik dan bernyanyi.
âTerkait kesehatan dan kesiapsiagaan, beliau mengapresiasi peran Muhammadiyah dalam memperkuat ikatan melalui satuan siaga bencana dan medis (MDMC) yang telah memenuhi standar WHO. Hal ini sejalan dengan visi kementerian dalam mewujudkan sekolah yang aman dan responsif terhadap situasi darurat.
Anggaran Masif untuk Wajah Baru Sekolah
Secara nasional, angka yang digelontorkan pemerintah tahun ini jauh lebih masif dibandingkan periode sebelumnya. Mendikdasmen mengungkapkan bahwa Pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp16,9 triliun untuk revitalisasi 16.175 satuan pendidikan di seluruh Indonesia.
Program ambisius ini mencakup renovasi bangunan yang rusak berat hingga pendirian sekolah-sekolah baru di daerah-daerah yang selama ini terpinggirkan. "Alhamdulillah, secara nasional pencapaiannya sudah di atas 99 persen. Sebagian besar sudah selesai 100 persen dan tinggal menunggu peresmian, termasuk yang kita laksanakan hari ini di Kabupaten Kuningan," ujar Abdul Muâti saat memberikan arahan pada Milad Muhammadiyah ke-113 di Kuningan.
Di Kuningan sendiri, Mendikdasmen meresmikan TK Labschool dan memberikan beasiswa kepada 10 mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Kuningan. Ia menekankan bahwa pembangunan tidak berhenti pada fisik bangunan. Mengingat pentingnya ketahanan sekolah, pemerintah memprioritaskan revitalisasi pada satuan pendidikan (satpen) yang terdampak bencana.
Hal ini diperkuat dengan apresiasi Mendikdasmen terhadap hadirnya satuan siaga bencana dan medis (MDMC) yang berstandar internasional.
Kabar Gembira: PIP untuk Jenjang TK
Namun, kabar paling menggembirakan yang dibawa oleh Mendikdasmen dalam kunjungannya adalah rencana perluasan Program Indonesia Pintar (PIP). Mulai tahun 2026, pemerintah secara resmi akan memasukkan jenjang Taman Kanak-kanak (TK) ke dalam daftar penerima bantuan dana pendidikan tersebut.
Selama ini, PIP hanya menyasar siswa jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK. Sebagai dukungan terhadap program Wajib Belajar 13 Tahun yang dicanangkan Presiden, pemerintah akan menyalurkan bantuan sebesar Rp450.000 per tahun untuk 888.000 anak TK di seluruh Indonesia.
"Pemerintah tidak hanya memberikan bantuan fisik seperti gedung, toilet, atau alat peraga edukatif. Kami juga memberikan bantuan langsung lewat PIP untuk anak-anak TK mulai 2026. Ini adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah terhadap pendidikan usia dini adalah prioritas utama," tegas Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah tersebut. Selain bantuan dana, guru-guru TK dan SD juga dijanjikan akses beasiswa S1/D4 untuk meningkatkan kompetensi.
Gerakan Ekonomi Lokal melalui Swakelola
Senada dengan visi Mendikdasmen, Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kemendikdasmen, Dr. Nia Nurhasanah, M.Pd., menekankan bahwa pembangunan infrastruktur pendidikan harus berjalan beriringan dengan kesejahteraan masyarakat sekitar dan kualitas pembelajaran.
Nia menjelaskan bahwa revitalisasi dengan pola swakelola merupakan pendekatan holistik. Melalui pola ini, sekolah dapat membeli bahan bangunan langsung dari toko material di sekitar sekolah.
"Dana bantuan pemerintah dapat langsung menyentuh pelaku usaha lokal. Tukang bangunan, pengrajin, dan pekerja lokal juga dilibatkan, sehingga program ini menjadi stimulus ekonomi masyarakat," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti komitmen kementerian dalam mengimplementasikan PHTC Presiden Prabowo Subianto. Program ini bertujuan menciptakan transisi yang menyenangkan dari masa bermain di PAUD ke jenjang SD, yang juga diperkuat dengan pelatihan pembelajaran mendalam bagi guru serta penggunaan musik dan lagu melalui akun "Kicau" untuk membangun karakter anak.
Gotong Royong sebagai Fondasi
Kehadiran jajaran pejabat, mulai dari Anggota DPR RI Komisi XII Rohmat Ardiyan hingga Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar, mempertegas bahwa pendidikan adalah kerja kolaborasi. Di SLBN Taruna Mandiri, revitalisasi bahkan mencakup program vokasional agar siswa difabel memiliki kemandirian ekonomi.
Program pembangunan ini pada akhirnya kembali ke nilai luhur bangsa: gotong royong. Saat masyarakat, komite sekolah, dan guru terlibat langsung dalam perencanaan hingga pengawasan, muncul rasa memiliki yang kuat. "Saat orang tua siswa membantu mengecat atau membangun pagar, ada rasa memiliki yang tumbuh. Sekolah menjadi milik bersama, bukan hanya tanggung jawab pemerintah," pungkas Nia.
Kunjungan di Kuningan ini menjadi potret kecil dari ambisi besar nasional. Dengan anggaran triliunan dan kebijakan afirmatif seperti perluasan PIP ke jenjang TK, pemerintah tengah berupaya memastikan bahwa setiap anak Indonesia, mulai dari usia dini hingga pendidikan luar biasa, mendapatkan hak mereka atas fasilitas yang layak dan pendidikan yang bermutu.
Peliput : Firmansyah
Penyunting : Eko B Harsono
Tinggalkan Komentar