Kemendikdasmen Tambah Referensi Buku di Dapodik Versi 2026.a Sekolah Diminta Segera Perbarui dan Sinkronisasi Data

Schoolmedia  Jakarta — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) mengumumkan pembaruan sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dengan menambahkan referensi data buku pada menu Sarana dan Prasarana.

Kebijakan ini bertujuan memfasilitasi satuan pendidikan dalam mendata alat dan buku yang belum tersedia sebelumnya, serta memperkuat integrasi data pendidikan nasional agar lebih akurat dan terkini.

Dalam surat pemberitahuan resmi yang ditujukan kepada seluruh kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota, BBPMP, BPMP, serta kepala satuan pendidikan dari jenjang PAUD hingga SLB di seluruh Indonesia, Ditjen PAUD Dikdasmen menyampaikan bahwa pembaruan tersebut telah tersedia pada Dapodik versi 2026.a.

“Penambahan referensi buku ini merupakan langkah untuk memastikan data sarana pembelajaran di seluruh sekolah lebih lengkap, valid, dan sesuai dengan kondisi sebenarnya,” ujar Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen Kemendikdasmen, Dr. Gogot Suharwoto, M.Ed., di Jakarta, Jumat (31/10).

Langkah Teknis Pembaruan Data 

Ditjen PAUD Dikdasmen mengimbau satuan pendidikan yang telah menggunakan Dapodik versi 2026.a untuk segera melakukan validasi data, memastikan tidak ada data yang invalid, dan melanjutkan dengan sinkronisasi. Setelah data tervalidasi, sekolah dapat memperbarui daftar alat dan buku melalui menu Alat & Buku di aplikasi.

Sementara bagi satuan pendidikan yang belum memasang versi terbaru, diminta untuk mengunduh dan menginstal Dapodik 2026 serta patch 2026.a, kemudian melakukan registrasi luring (offline) sebelum melanjutkan proses validasi dan sinkronisasi.

“Kami mendorong seluruh satuan pendidikan segera memperbarui aplikasi dan memastikan sinkronisasi berjalan baik agar data buku terbaru dapat diakses dan digunakan secara nasional,” jelas Gogot.

Data Pokok Pendidikan (Dapodik) merupakan sistem pendataan resmi pemerintah yang menghimpun seluruh data pendidikan dasar dan menengah di Indonesia.
Dapodik mencakup data peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, rombongan belajar, sarana-prasarana, serta kondisi kelembagaan sekolah.

Data dari Dapodik menjadi dasar utama dalam pengambilan kebijakan pendidikan nasional, termasuk penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Program Indonesia Pintar (PIP), distribusi guru, dan berbagai program bantuan pendidikan lainnya.

Sejak diluncurkan pada 2012, Dapodik terus dikembangkan agar mampu mendukung transformasi digital pendidikan nasional. Versi terbaru, Dapodik 2026.a, dirancang lebih stabil, cepat, dan mendukung sistem “Satu Data Pendidikan Indonesia” yang kini menjadi fondasi pengelolaan data lintas jenjang pendidikan.

Integrasikan Data Secara Akurat 

Kemendikdasmen menegaskan bahwa pembaruan data secara berkala merupakan bagian penting dari tata kelola pendidikan berbasis bukti (evidence-based policy).

“Kualitas data menentukan kualitas kebijakan. Dapodik bukan hanya alat administrasi, tapi sistem informasi strategis yang mempengaruhi banyak keputusan — mulai dari distribusi bantuan hingga evaluasi mutu pendidikan,” kata Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikdasmen, Muhammad Hasan Chabibie.

Menurut Hasan, penambahan referensi buku dalam Dapodik merupakan langkah kecil namun berdampak besar bagi peningkatan literasi nasional. “Dengan data yang akurat, pemerintah dapat memetakan kebutuhan buku dan sarana pembelajaran di tiap daerah secara presisi,” ujarnya.

Kemendikdasmen juga mengajak seluruh dinas pendidikan di daerah untuk aktif mendampingi satuan pendidikan dalam proses pembaruan data.

“Kita sedang membangun sistem pendidikan yang transparan, efisien, dan terintegrasi. Dapodik menjadi tulang punggung dari Satu Data Pendidikan Indonesia,” tutup Gogot.

Tim Schoolmedia