Menanam Investasi Akhirat untuk Masa Depan Umat: Dirjen Pendis Gagas Gerakan Wakaf Pendidikan Islam
News Schoolmedia Serpong == Wakaf bukan hanya sebatas pembangunan masjid atau makam ulama. Di tangan para pemikir pendidikan Islam, wakaf kini dirancang sebagai kekuatan strategis baru untuk membangun masa depan generasi bangsa. Inilah gagasan besar yang disuarakan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag, dalam Forum Group Discussion (FGD) bertema Gerakan Wakaf untuk Dana Abadi Pendidikan Islam yang digelar di Serpong, Rabu (6/8).
Dalam forum yang dihadiri oleh para direktur dari berbagai unit Ditjen Pendidikan Islam, Rektor UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, serta perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI), Suyitno menyampaikan visi besar tentang pentingnya membangun dana abadi pendidikan melalui skema wakaf yang inklusif. Bukan hanya dari kalangan elite, melainkan dari seluruh ekosistem pendidikan Islam, mulai dari siswa, guru, mahasiswa, hingga dosen.
Kita memiliki potensi luar biasa. Program studi Zakat dan Wakaf sudah ada di PTKI. Maka, PTKI adalah lumbungnya para ahli zakat dan wakaf. Sekarang saatnya mereka bukan hanya meneliti, tapi menjadi bagian dari gerakan nasional, ujar Suyitno di hadapan peserta FGD.
Gagasan ini bukan sekadar wacana. Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) sebelumnya telah meluncurkan program Wakaf Goes to School, yang mengedukasi siswa dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah-sekolah umum mengenai pentingnya wakaf produktif.
Direktur PAI, Dr. M. Munir, menjelaskan bahwa ada lebih dari 45 juta siswa dan 250 ribu guru PAI yang bisa menjadi wakif (pemberi wakaf). Dari perhitungan kasar, potensi wakaf yang bisa dikumpulkan mencapai 500 miliar rupiah per tahun.
Potensi ini luar biasa, dan konsep ini akan kita kembangkan sebagai role model. Kita mulai dari pendidikan PAI, lalu diperluas ke madrasah, pesantren, hingga perguruan tinggi Islam, ungkap Munir.
Kolaborasi dengan BWI dan Upaya Digitalisasi Wakaf
Gerakan ini juga akan bersinergi dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI) yang diharapkan menjadi ârumah besarâ gerakan wakaf pendidikan. Salah satu poin penting dari diskusi ini adalah pentingnya pengembangan platform digital wakaf yang mudah diakses, ramah pengguna, dan memberikan literasi kepada calon wakif.
Perwakilan BWI, Shalahuddin Ahmad, menyambut baik inisiatif ini dan membuka peluang kolaborasi jangka panjang dalam pengelolaan wakaf yang transparan dan akuntabel.
Suyitno menyampaikan bahwa program Gerakan Wakaf Pendidikan Islam akan secara resmi dilaunching pertengahan Agustus 2025, bertepatan dengan masa Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).
Sementara itu, Sekretaris Ditjen Pendis, Dr. Arskal Salim, M.Ag, memberikan masukan penting terkait aspek legalitas. Ia menyarankan agar gerakan ini diperkuat dengan Peraturan Menteri Agama (PMA) dan riset baseline mengenai perilaku wakaf masyarakat.
Kita butuh regulasi yang mendukung dan data awal yang kuat untuk mengembangkan skema ini ke depan secara berkelanjutan pungkas Arskal.
Gerakan Wakaf untuk Dana Abadi Pendidikan Islam adalah cerminan dari semangat kemandirian umat dalam membangun dunia pendidikan. Bukan sekadar amal, tetapi strategi cerdas untuk menyiapkan generasi muslim unggul di masa depan.
Kini, para siswa, guru, dosen, dan civitas akademika di lingkungan pendidikan Islam bukan hanya menjadi penikmat ilmu, tapi juga penanam amal jariyah yang tak terputus. Wakaf bukan lagi milik segelintir orang kaya, tapi menjadi gerakan kolektif.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar