Ilustrasi beasiswa program doktor, Ilus: Pixabay
Pendaftaran Beasiswa Program 5.000 Doktor Dalam Negeri akan ditutup 31 Mei 2019. Dari hasil update terkini (26/Mei/2019), jumlah pendaftar sudah ada sekitar 506 pendaftar untuk Beasiswa Full Scholarship (BS).
Untuk tahun 2019 ini, seperti dilansir dari laman kemenag.go.id, program 5.000 Doktor menyediakan kuota 250 calon penerima beasiswa. Jumlah ini mengalami penurunan yang cukup signifikan dibanding tahun 2018, yaitu 452 penerima beasiswa.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Arskal Salim, mengatakan bahwa dalam seleksi Program 5.000 Doktor tidak saja mendeteksi kecerdasan kognitif para peserta, akan tetapi juga mendeteksi kecerdasan sosial, keterbaruan wawasan terkait isu-isu kontemporer keislaman, sekaligus endurance (tahan banting) serta memiliki motivasi yang kuat untuk menyelesaikan studi tepat waktu.
“Terkait dengan akan segera ditutupnya pendaftaran Beasiswa 5.000 Doktor Dalam Negeri, masyarakat yang memenuhi syarat agar segera mendaftarkan diri dan sekaligus mempersiapkan pilihan Perguruan Tinggi yang akan dituju dengan persiapan yang matang,” ujar Arskal Salim di Jakarta, Senin, 27 Mei 2019.
Baca juga: 30 Santri Terima Beasiswa Pendidikan dari Arab Saudi
Kepala Subdirektorat Ketenagaan Syafii menjelaskan bahwa dengan jumlah kouta beasiswa Doktor Dalam Negeri yang menurun, bukan berarti kualitas akan turun. Kemenag, kata Syafiii, sedang mempersiapkan kemungkinan penyelenggaraan tes beasiswa berbasis komputer atau Computer Based Test (CBT).
Menurutnya, CBT mampu memastikan transparansi sekaligus kualitas input calon penerima beasiswa Doktor Dalam Negeri agar lebih baik lagi.
“Jika Infrastruktur sudah siap, CBT bisa saja diterapkan tahun ini, namun tidak semua PTKIN nantinya harus menjadi lokasi test tapi terpilih. Dengan kuota 250 yang semakin ketat, maka tingkat seleksi kita mestinya akan semakin baik,” ujar Syafii.
Baca juga: NTB Minta Dukungan KBRI Malaysia Buka Pintu Beasiswa
Kepala Seksi Pengembangan Profesi PTKI, Adib Abdushomad, menyatakan bahwa dengan input yang baik, diharapkan mereka akan dapat menyelesaikan studinya tepat waktu.
“Intinya kita harus selalu memperbaiki pola ujian masuk kita agar mendapatkan input calon peserta Doktor semakin baik,” kata Adib optimistis.
Tinggalkan Komentar