Cari

Jawa Timur, Kab. Banyuwangi

Prajurit Pengangkat Jenazah Pahlawan Revolusi Kini Terbaring Lemah 

Purnawirawan Pembantu Letnan Dua (Pelda) Korps Komando (KKO) TNI Angkatan Laut Everthad Julius Ven Kandaou adalah pengangkat jenazah pahlawan revolusi korban pembantaian Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI) dari sumur maut Lubang Buaya. Foto: Ist 
 

Schoolmedia News, Banyuwangi - Prajurit Korps Komando (KKO) TNI AL, pengangkat jenazah pahlawan revolusi korban pembantaian Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI) dari sumur maut Lubang Buaya, kini terbaring sakit. 

Purnawirawan Pembantu Letnan Dua (Pelda) Korps Komando (KKO) TNI Angkatan Laut, Everthad Julius Ven Kandou, terbaring di tempat tidur di rumahnya, Desa Kedungrejo, kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, pasca dokter memvonisnya menderita kebocoran jantung sejak Februari 2020.

Laksmarion Moll Kandou, putra bungsu Everthad Julius Ven Kandou, Senin (27/7/2020) mengatakan, kondisi ayahnya semakin melemah.

 

Baca juga: Tak Punya Gawai, Bocah Belajar dari Rumah Lewat HT

 

Ayahnya, kata Rion, panggilan akrab Laksmarion, tidak bisa dioperasi. Selama beberapa pekan terakhir, prajurit kelahiran 28 Mei 1937 itu hanya menjalani terapi rutin setiap Minggu.

“Papa memiliki gangguan saluran pencernaan, ada asam urat, hingga akhirnya merambah ke jantung. Dan dokter tidak menyarankan untuk dilakukan operasi karena faktor kondisi papa yang lemah," ujar Rion.

Ia menceritakan, ayahnya sering mengeluh kesakitan. Dalam kondisi tersebut, ayahnya sering menolak untuk diberikan makan atau minum.

Bahkan untuk dilakukan komunikasi pun, kata Rion, keluarganya mengaku kesulitan. Sehingga mereka hanya dapat memberikan semangat dan terus mendampingi Ven Kandou setiap harinya.

“Kalau sudah nge-drop papa (justru) tidak mau makan dan minum. Lalu satu atau dua jam kemudian baru bisa diajak ngomong,” ujar Rion.

 

Baca juga: Kemlu Pikat Mahasiswa Asing dengan Promosi Budaya dan Beasiswa

 

Sebelum jatuh sakit, ia sangat aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Mulai kegiatan keagamaan, maupun kerja bakti di lingkungan.

Bahkan Presiden Joko Widodo pernah memanggilnya ke Istana Negara. Ia diminta menceritakan kisah pengambilan jasad Jenderal Ahmad Yani, Jenderal R Suprapto, Jendral S Parman dan perwira tinggi TNI lainnya.

Kabar sakitnya sang parjurit KKO tersebut, membuat beberapa TNI dan Polri bergantian datang menjenguk.

Mereka yang datang mulai dari Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Joko Setiyono, Dandim 0825 Banyuwangi, Letkol Inf Yuli Eko, hingga Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Arman Asmara Syarifudin, dan Perwira Seksi Operasi Puslatpurmar 7.

 

Baca juga: Buka Webinar Kepemimpinan Pemuda, Menpora: Pramuka Ujung Tombak dari Pembangunan Karakter Bangsa

 

Semua perwira tersebut datang sebagai wujud kepedulian dan perhatian untuk memberi dukungan dan semangat kepada sang prajurit dan keluarganya.

Sebagai informasi, Pelda KKO (Purn) Everthad Julius Ven Kandou memiliki 3 anak dan 5 cucu.

Anak pertama diketahui meninggal di usia 21 tahun. Anak keduanya merupakan ibu rumah tangga. Dan anak ketiganya adalah seorang Kepala Sekolah di SDK Bhakti Rogojampi, Banyuwangi, sekaligus pelatih di akademi BMX Banyuwangi.

Berita Regional Selanjutnya
Kondisi Belum Aman dari Covid-19, Kaltim Wajibkan Sekolah Online
Berita Regional Sebelumnya
Guru Besar UGM: Thermo Gun Tidak Bahayakan Otak

Berita Regional Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar