Schoolmedia News Jakarta == Udara di seluruh penjuru negeri terasa menahan napas. Pukul 12.00 WIB hari ini, pengumuman hasil Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) 2025 tingkat provinsi resmi dirilis. Sorak sorai, haru, dan bahkan air mata bahagia seketika pecah di 555 titik lokasi yang sebelumnya menjadi arena pertempuran sains para pelajar terbaik. Sebanyak 15.474 siswa yang merupakan hasil seleksi ketat dari ribuan peserta di tingkat kabupaten/kota telah menuntaskan perjuangan mereka. Kini, hanya 484 siswa terbaik yang akan meraih tiket emas menuju panggung nasional.
Angka-angka iniâratusan ribu peserta awal, belasan ribu di tingkat provinsi, dan hanya ratusan yang melaju ke nasionalâbukan sekadar statistik. Mereka adalah cerminan dari antusiasme luar biasa yang menggema dari balik dinding-dinding madrasah dan kompleks pesantren di seluruh pelosok Indonesia. OMI 2025 membuktikan bahwa generasi muda madrasah tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga siap menjadi inovator sains dan teknologi masa depan.
Pendaftar Lebih Dari 205 Ribu Peserta
Direktur KSKK Madrasah Kementerian Agama, Nyayu Khodijah, memberikan gambaran utuh tentang gelombang antusiasme ini, menegaskan bahwa OMI bukan hanya milik siswa madrasah, tetapi juga sekolah umum.
âTercatat 204.222 siswa mendaftar di tingkat kabupaten/kota, terdiri atas 194.610 siswa madrasah dan 9.612 siswa sekolah umum binaan Kemendikdasmen,â jelas Nyayu. Keterlibatan siswa sekolah umum ini menunjukkan OMI sebagai platform kompetisi sains yang inklusif dan diakui secara luas.
Dari total pendaftar yang membludak itu, sebanyak 202.117 peserta lolos verifikasi dan bersaing ketat di tingkat kabupaten/kota. Hasilnya, hanya terpilih 15.474 peserta terbaik bidang sains yang berhak melaju ke tahap provinsi.
âTes tingkat provinsi sudah dilaksanakan pada 2â3 Oktober 2025 secara serentak dengan sistem Computer Based Test (CBT) di 555 titik lokasi di seluruh provinsi,â tambah Nyayu, menyoroti pelaksanaan yang masif dan berbasis teknologi.
OMI 2025 adalah ajang bersejarah. Ia bukan sekadar kompetisi baru, melainkan perwujudan dari visi besar Kementerian Agama untuk mengintegrasikan dua pilar utama prestasi madrasah: Kompetisi Sains Madrasah (KSM) yang berfokus pada penguasaan materi sains dan Madrasah Young Researcher Supercamp (MYRES) yang menekankan pada riset dan inovasi. Peleburan dua ajang bergengsi ini menjadi satu platform tunggalâOMIâmenciptakan budaya belajar yang kompetitif, kolaboratif, dan inovatif, sekaligus memperkuat karakter intelektual dan spiritual generasi muda.
Tema yang diusung, "Islam dan Teknologi Digital: Inovasi Sains untuk Generasi Indonesia Maju dan Berdaya Saing Global," adalah roh yang menjiwai setiap soal dan setiap penelitian. Dalam kompetisi ini, ilmu-ilmu eksakta seperti Matematika dan Fisika berpadu dengan nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal.
"Kami tidak hanya mencari anak yang pandai menghitung atau menghafal teori. Kami mencari anak-anak madrasah yang mampu menempatkan sains dan teknologi sebagai alat untuk kemaslahatan umat, sesuai dengan nilai-nilai Islam," ujar Nyayu Khodijah.
Semangat Lomba Dari Pelosok Negeri
Antusiasme ini terlihat nyata di berbagai daerah. Di Kota Pekalongan, misalnya, ratusan peserta memadati lokasi tes dengan semangat membara. Seorang guru pembimbing mata pelajaran Sains dari MTs Negeri setempat berbagi kisah tentang betapa anak-anak didiknya telah menunggu momen ini sejak proses seleksi internal. "Persiapan Alhamdulillah lancar. Anak-anak sangat antusias, bahkan sudah menunggu sejak proses seleksi sampai tes," tuturnya penuh harap. Semangat pantang menyerah ini menjadi motor penggerak bagi seluruh kontingen.
Sementara itu, di Kota Sungai Penuh, keceriaan dan semangat para siswa madrasah memenuhi lapangan MTsN 1. Gelaran OMI di sana diyakini menjadi tonggak penting lahirnya generasi emas madrasah yang cerdas, berprestasi, dan berakhlak mulia, sejalan dengan semangat "Madrasah Hebat Bermartabat." OMI telah berhasil menghidupkan semangat kompetisi di antara siswa.
Kisah lain datang dari Kabupaten Bangka Tengah, di mana 125 siswa dari berbagai madrasah negeri dan swasta dengan antusias mengikuti ajang bergengsi ini. Tema "Innovation and Research in Science Youth and Digital Technology" benar-benar mendorong siswa madrasah untuk tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga berinovasi dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Kemampuan Santri Diera Digitalisasi
Antusiasme yang paling mengharukan seringkali datang dari siswa yang berstatus santri dan mengenyam pendidikan di pesantren. Mereka yang biasanya menghabiskan waktu dengan mengaji kitab kuning dan menghafal Al-Qur'an kini juga harus bergumul dengan rumus-rumus fisika, algoritma, dan metodologi penelitian.
Di sebuah pesantren modern di Medan, Raudhah, santriwatinya berhasil meraih prestasi di OMI 2025. Penghargaan yang diserahkan langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Medan menjadi simbol bahwa pendidikan madrasah, yang seringkali berbasis pesantren, adalah tempat yang subur untuk menumbuhkan prestasi di berbagai bidang.
Para santri ini membuktikan bahwa tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. Mereka adalah prototipe dari generasi Qurâani dan saintis sekaligus. Mereka membawa laptop untuk membuat presentasi penelitian, tetapi tas ransel mereka juga berisi Al-Qur'an dan kitab-kitab fikih. Kombinasi unik inilah yang membuat madrasah dan pesantren menjadi kawah candradimuka yang tak tertandingi dalam mencetak karakter bangsa.
Perebutkan 484 Tiket Kompetisi
Persaingan kini memasuki babak paling menentukan. Sebanyak 484 tiket telah disiapkan panitia bagi para peserta terbaik dari tiga jenjang: MI/SD, MTs/SMP, dan MA/SMA untuk tampil di OMI tingkat nasional.
âOMI bidang Sains dan Riset tingkat nasional akan digelar secara offline pada 10â14 November 2025 di provinsi yang telah ditetapkan,â tutur Nyayu. Ajang final ini akan menjadi panggung pembuktian bagi siswa madrasah terbaik dari seluruh Indonesia.
Bagi mereka yang telah berjuang dan kini menanti kabar gembira, hasil lengkap peserta yang lolos ke tahap nasional dapat diakses melalui laman resmi
Olimpiade Madrasah Indonesia 2025 bukan hanya tentang medali. Ini adalah tentang mimpi yang dihidupkan, tentang kemauan untuk maju, dan tentang lahirnya generasi emas madrasah yang menggabungkan kecerdasan intelektual dengan kemuliaan akhlak. Semangat juang 204.222 siswa ini telah menjadi inspirasi. Kini, publik menanti aksi 484 finalis yang akan membawa panji madrasah ke panggung inovasi tertinggi di Indonesia.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar