Cari

Ditjen PAUD Dikdasmen Gogot Suharwoto: “Digitalisasi Bukan Sekadar Trend, Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran Menjadi Inklusif, Adaptif dan Partisipatif”



Ditjen PAUD Dikdasmen Gogot Suharwoto: “Digitalisasi Bukan Sekadar Trend, Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran Menjadi Inklusif, Adaptif dan Partisipatif” 

Schoolmedia Jakarta – Pemanfaatan teknologi interaktif dalam pembelajaran anak usia dini (PAUD) menjadi tema utama dalam Webinar Serial Program Digitalisasi Pembelajaran yang diselenggarakan Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (Dit PAUD) , Ditjen PAUD Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) secara daring melalui kanal YouTube PAUDPEDIA, Senin (22/9) yang diikuti lebih dari 7.456 pemirsa. 

Dalam sambutanya Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen, Gogot Suharwoto Ph.D., menekankan bahwa digitalisasi bukanlah sekadar tren, melainkan sebuah jalan terang untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang inklusif, adaptif, dan partisipatif.

Dengan lugas Ditjen PAUD Dikdasmen menegaskan bahwa kemajuan teknologi, khususnya penggunaan Interactive Flat Panel (IFP), harus dipandang sebagai alat bantu, bukan tujuan akhir pendidikan. "Yang kita harapkan dari digitalisasi pembelajaran adalah mutu proses belajar dan pembelajaran yang inklusif, bukan sekadar menambah perangkat," ujarnya.


Tiga Pilar Pendidikan Bermutu

Menurut Gogot, implementasi digitalisasi pembelajaran merupakan perwujudan dari tiga pilar pendidikan bermutu:

 Inklusif: Pendidikan harus dapat diakses oleh setiap individu tanpa memandang latar belakang atau kondisi, tanpa diskriminasi.

 Adaptif: Pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan, bakat, dan potensi anak.

Partisipatif: Diperlukan keterlibatan semua pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, guru, orang tua, hingga masyarakat luas.

Kehadiran IFP di satuan PAUD membawa berbagai manfaat signifikan. Perangkat ini mampu meningkatkan antusiasme dan partisipasi anak, mempermudah pemahaman materi yang visual dan interaktif, serta mendukung personalisasi pembelajaran sesuai tempo dan perkembangan anak. 

Selain itu, IFP juga membuka akses ke sumber global, menyederhanakan evaluasi, dan memfasilitasi kolaborasi di antara anak-anak.

Namun, Gogot mengingatkan bahwa efektivitas IFP sangat bergantung pada kemampuan pendidik. "Keberadaan IFP bukan menggantikan peran pendidik, namun sebagai perangkat teknologi yang memperkuat kemampuan mereka," tegasnya. 

Oleh karena itu, pendidik perlu mengembangkan pola pikir bahwa teknologi adalah partner, bukan kompetitor. Transformasi digital tidak luput dari tantangan. 

Gogot menyoroti beberapa tantangan utama, seperti infrastruktur yang belum merata, literasi digital yang masih perlu ditingkatkan, dan perlunya pendanaan untuk pemeliharaan perangkat. Ia juga mengingatkan agar para pendidik mewaspadai risiko seperti ketergantungan gawai, hoaks, hingga masalah keamanan data pribadi.

Untuk menghadapi tantangan ini, Dirjen PAUD Dikdasmen menyarankan pendekatan yang bertahap, terukur, dan kontekstual. Ia menekankan pentingnya:

 Memulai dari sumber daya yang tersedia.

Memperkuat kompetensi pendidik.

Merancang alur pembelajaran yang sederhana, bermakna, dan menyenangkan.

Menjadikan keamanan digital sebagai kebiasaan, bukan hanya seremonial.

Kolaborasi dan Budaya Belajar Sepanjang Hayat

Gogot Suharwoto mengakhiri paparannya dengan ajakan untuk berkolaborasi. Ia berharap agar pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat membangun sinergi untuk mendukung sarana, pendampingan, dan pengawasan program digitalisasi. 

"Bapak/Ibu guru sebagai pelaku utama yang berjuang di lapangan harus terus memupuk semangat dan menguatkan komunitasnya agar terbentuk budaya belajar sepanjang hayat di lingkungannya," pungkasnya.

Webinar yang dimoderatori oleh Dr. Devi Sulaeman, M.Pd., dari PAUD Percontohan Plamboyan 3 Karawang ini juga menghadirkan laporan kegiatan dari Direktur PAUD, Nia Nurhasanah, serta paparan dari narasumber, Wulan Adiarti, seorang praktisi PAUD dari Universitas Negeri Semarang. 

Acara ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan semangat baru bagi para pendidik dalam mengimplementasikan digitalisasi pembelajaran untuk membentuk generasi masa depan yang cerdas dan berkarakter.

Tim Schoolmedia 


Lipsus Selanjutnya
Schoolmedia Tingkatkan Kompetensi Guru SMA dan SMP di Kabupaten Tobu Melalui Pelatihan LMS
Lipsus Sebelumnya
Duta SMA Mendapat Amanah Sosialisasikan TKA Kepada Teman Sebaya di Sekolah

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar