Cari

Temuan Bakteri di Program MBG Kupang Peringatan Serius bagi Pemerintah Daerah



Temuan Bakteri di Program MBG Kupang Peringatan Serius bagi Pemerintah

Schoolmedia News Kupang,  – Ratusan siswa dari beberapa sekolah di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, dilaporkan mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hasil pemeriksaan laboratorium dari Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa kandungan makanan tersebut terkontaminasi bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, dua jenis bakteri yang umum ditemukan dalam makanan yang tidak diolah atau disimpan dengan standar kebersihan memadai.

Insiden yang terjadi pada pekan lalu ini menyita perhatian publik dan menjadi tamparan keras bagi pelaksanaan program MBG yang digadang-gadang sebagai salah satu program unggulan nasional. Sebanyak 213 siswa dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit terdekat dengan gejala mual, muntah, diare, dan pusing hebat.

Orang tua murid mengaku khawatir dan kecewa. "Kami sangat mendukung program ini, tapi kalau pelaksanaannya sembrono dan membuat anak-anak kami sakit, ini jadi berbahaya," ujar Elisabeth, seorang wali murid.

Ketua Komisi C DPRD NTT, Marthen Bali, menyebut kejadian ini sebagai bentuk kelalaian dalam manajemen distribusi makanan. Ia mendesak agar pemerintah mengevaluasi secara menyeluruh vendor penyedia makanan, pengawasan mutu, serta pelatihan tenaga masak yang terlibat.

“Ini program penting untuk gizi anak-anak, tapi tidak boleh mengabaikan prinsip dasar keamanan pangan. Evaluasi harus dilakukan total,” tegasnya.

Kontras dengan Kunjungan Menko PMK

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, pada Senin (4/8/2025), meninjau langsung pelaksanaan program MBG di SMAN 1 Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Dalam kunjungannya, Menko PMK menyaksikan antusiasme para siswa saat menikmati makan siang bergizi yang terdiri dari nasi, ayam, tempe, sayur, dan semangka.

Dalam sambutannya, Menko PMK menegaskan bahwa MBG adalah bagian dari strategi pembangunan manusia sejak usia sekolah.

 â€œMakanan bergizi itu penting. Jangan lupa juga olahraga. Kesehatan remaja harus dijaga. MBG ini adalah ikhtiar pemerintah untuk menciptakan generasi yang sehat dan kuat,” ujar Pratikno.

Ia juga menyampaikan kekhawatiran terhadap pola makan di luar sekolah, menyebutkan temuan anak dengan kadar gula darah tinggi karena konsumsi makanan manis berlebih. Selain itu, ia berpesan agar siswa menjaga kesehatan digital dan membatasi waktu penggunaan gadget.

Namun, kunjungan ini seakan kontras dengan kenyataan di lapangan di daerah lain seperti Kupang, di mana implementasi program justru mengakibatkan insiden serius. Temuan ini menjadi alarm keras bahwa pelaksanaan MBG tidak boleh hanya fokus pada jumlah dan seremonial, tetapi juga harus memperhatikan aspek pengawasan ketat terhadap kualitas makanan dan distribusinya.

Desakan Evaluasi Nasional

Kasus Kupang memperlihatkan bahwa keberhasilan program MBG sangat bergantung pada sistem pengawasan dan kontrol mutu yang konsisten dan menyeluruh. Lembaga Perlindungan Konsumen Indonesia (LPKI) mengingatkan agar pemerintah segera membuat SOP nasional yang ketat, termasuk uji kelayakan dapur, pelatihan tenaga masak, hingga sistem audit acak oleh Dinas Kesehatan.

Program MBG, meski visioner, tidak akan memberikan dampak positif jika pelaksanaannya ceroboh. Kejadian di Kupang harus menjadi pelajaran dan pemicu perbaikan menyeluruh agar kesehatan anak-anak tidak dikorbankan atas nama program nasional.

“Program MBG harus lanjut, tapi jangan jadi bumerang. Keselamatan anak-anak adalah prioritas tertinggi,” pungkas Ketua LPKI NTT, Daniel Benu.

Program Makan Bergizi Gratis adalah bagian dari upaya pemerintah meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia sejak usia sekolah. Agar manfaatnya maksimal, pengawasan menyeluruh, pelibatan ahli gizi, dan partisipasi masyarakat perlu dijadikan fondasi utama pelaksanaan program ini.

Tim Schoolmedia 

Berita Sebelumnya
Pendaftaran Bina Talenta Indonesia Dibuka 2 Agustus hingga 15 Agustus 2025

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar