Ilustrasi kecelakaan motor, Ilus: Pixabay
Kepolisian Resor Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau orang tua untuk tidak memberikan sepeda motor kepada pengendara di bawah umur atau pelajar karena banyak pelajar yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas di daerah itu.
Kasat Lantas Polres Gunung Kidul AKP Mega Tetuko di Gunung Kidul, mengatakan kasus kecelakaan yang melibatkan anak tergolong cukup tinggi. Berdasarkan data Unit Laka Satlantas Polres Gunungkidul, tercatat ada 127 kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan anak. Dari total tersebut, 44 anak ditetapkan sebagai pelaku, dan 83 korban. Para pelaku tersebut berusia 10 sampai 15 tahun.
Penyebabnya, kata Mega, karena adanya kesalahan manusia yang dilakukan oleh mereka saat menjadi pengguna jalan. Sehingga hal itu turut berpengaruh kepada fatalitas yang disebabkan kecelakaan itu sendiri.
"Yang meninggal usia nol sampai sembilan tahun ada tiga orang, kemudian yang usia 10 sampai 15 ada lima orang, kata Mega.
Baca juga: Luncurkan Bus Sekolah, Bima: Ringankan Ongkos Siswa Tidak Mampu
Mega melanjutkan, berdasarkan evaluasi, banyak kecelakan terjadi ketika kaum milenial itu berangkat dan pulang menuju sekolah. Untuk meminimalisir kejadian ini, pihaknyaterus berupaya melakukan sosialisasi agar ada penurunan jumlah siswa yang berkendara ketika mereka menuju sekolah.
"Sebenarnya sudah dilakukan upaya untuk meminimalisir kecelakaan dengan melakukan sosialisasi ke sekolah dengan kondisi geografis seperti ini. Jarak antara sekolah dan rumah yang cukup jauh kadang kita dilematis," kata Mega.
Mega menjelaskan terjadinya kecelakaan juga akibat minimnya kesadaran orang tua. Selain orang tua tidak mau mengantar ke sekolah, orang tua juga dianggap salah ketika membelikan kendaraan kepada anak yang belum cukup umur.
"Secara psikologis usia pelajar itu belum pantas untuk berkendara. Yang menjadi keprihatinan itu justru orang tua bangga ketika membelikan mesin pembunuh bagi anaknya", kata Mega.
Secara aturan, anak di bawah umur tidak boleh berkendara. Namun dalam penegakan aturan juga harus mempertimbangkan banyak aspek. Apalagi di Gunung Kidul minim angkutan kota dan pedesaan. Polres sudah berkomunikasi dengan Dinas Perhubungan terkait dengan sarana angkutan massal.
"Angkutan umum di Gunung Kidul jumlahnya terbatas. Kalau sudah demikian, peran orang tua menjadi sangat vital," kata Mega.
Baca juga: Siswa SD di Garut Menaiki Rakit Bambu Seberangi Sungai Tiap ke Sekolah
Untuk itu Polres akan menggelar sosialisasi dengan jumlah massa yang besar terutama menyasar kepada kalangan milenial melalui Millenial Road Safety Festival pada 3 Maret di titik nol kilometer Gunung Kidul.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Gunung Kidul Syarief Armunanto mengatakan fenomena anak-anak menggunakan sepeda motor ke sekolah memang harus disikapi secara bijak. Penggunaan kendaraan oleh anak di bawah umur juga harus ditindaklanjuti, karena sangat berbahaya.
"Kami masih memiliki satu armada, nanti bisa digunakan untuk angkutan massal. Untuk rutenya, nanti kami bahas terlebih dahulu," kata Syarief.
Tinggalkan Komentar